pendekatan dan sasaran pelatihan

PERTEMUAN 4 : PENDEKATAN DAN SASARAN PELATIHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.
Senin, 29 September 2014 merupakan pertemuan keempat mata kuliah manajemen Diklat. Pada pertemuan keempat merupakan posting kedua di blog masing-masing mahasiswa Manajemen Pendidikan 2012 A setelah posting blog pertama mengenai materi konsep dan kerangka kompetensi abad 21.
            Pada pertemuan keempat Pak Amril selaku dosen Manajemen Diklat menjelaskan tentang pendekatan dan sasaran pelatihan. Berikut ini penjelasannya :
Ada banyak jenis pendekatan pelatihan. Menurut Rama, Etling, & Bowen, pendekatan pelatihan terdiri dari 3 jenis, yaitu : pendekatan tradisional, pendekatan pengalaman, dan pendekatan berbasis kerja.
1.  Pendekatan tradisional adalah pendekatan yang berfokus pada intervensi oleh adanya pelatihan staff. Adanya pelatihan karena para karawan khususnya karyawan baru dianggap belum memiliki pengetahuan apa-apa dan belum bisa kerja dengan baik sehingga perlu dilatih agar memenuhi kemampuan untuk bekerja dengan baik.
2.   Pendekatan pengalaman (experience) adalah pendekatan dengan menggunakan teknik simulasi yang disesuaikan dengan situasi kerja. Pada pendekatan ini, karyawan dianggap telah memiliki kemampuan awal sehingga diperlukan pelatihan untuk mengembangkan  pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan menjadi lebih matang dalam bekerja.
3.   Pendekatan berbasis kerja adalah pendekatan yang ditinjau kepada tingkat kemahiran/ kemampuan dalam melakukan pekerjaan.
            Selain itu, ada pendekatan pre service dan in service training. Pre service training adalah pelatihan yang diberikan sebelum memiliki jabatan. Contoh : guru. Sebelum menjadi guru, seseorang akan menjalani kuliah hingga S1 dan akhirnya disertifikasi. Selama menjalani kuliah S1, seseorang akan mendapatkan pembekalan baik dari segi keilmuan hingga sikap sehingga menghasilkan keterampilan. Kemudian ada in service training yang merupakan pendekatan pelatihan yang diberikan kepada seseorang setelah orang tersebut memiliki jabatan. Sepeti : penataran guru, studi banding, dan sebagainya. pelatihan diberikan untuk menunjang kemampuan seseorang dalam menjalani tanggung jawabnya pada jabatan yang dimilikinya sehingga bisa lebih professional.
Adapun jenis pendekatan pelatihan yang lain, yaitu :
  • NLP (Neouro Linguistic Programming), pendekatan pelatihan sebagai peningkat kemampuan manajer sebagai transformer. Pendekatan ini tidak hanya ditekankan pada teknis tetapi juga ditekankan pada mindset peserta yg dilatih agar menimbulkan kesan-kesan.
  • Accelerated Learning adalah pendekatan yang berfokus pada pembelajaran yang menyenangkan.
  • Critical Event Model adalah pendekatan pelatihan yang berfokus dalam menelaah berbagai proses yang dilatih.
  • Pendekatan Kontekstual adalah pelatihan yang membantu trainer dalam melaksankan kerja secara nyata ( mengaitkan materi dengan situasi kerja nyata)
  • Pendekatan konstruktivisme adalah pelatihan menciptakan makna dari apa yang dipelajari.
  • Pendekatan Deduktif adalah pendekatan pelatihan yang bermula dari prinsip umum ke contoh khusus.
  • Pendekatan Induktif adalah pendekatan pelatihan dari empiris ke generalisasi
  • Pendekatan Afektif adalah pendekatan pelatihan yang berfokus pada perubahan sikap.
  • Pendekatan Pedagogik adalah pendekatan pelatihan yang memposisikan peserta sebagai penerima  lebih cocok diterapkan pada peserta didik Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
  • Pendekatan Andragogik adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan kepada orang dewasa.
  • Pendekatan Sistemik yaitu pendekatan sistem dalam pelatihan.
  • ADDIE ( Analysis, Design, Development, Implementation, evaluation).



Sasaran pelatihan secara umum, yaitu :
1.   Indvidual : lebih ditekankan pada individu. Ada keinginan dari dalam diri individu untuk merubah suatu lembaga agar lebih baik. Contohnya : seseorang ingin merubah organisasi melalui perubahan pola perilakunya menjadi lebih baik, disiplin, lebih bertanggung jawab sehingga dengan merubah pola perilakunya akan meninbulkan efektivitas kerja organisasinya kelak.
2.   Organisasi : lebih ditekankan pada visi organisasi dulu, visi organisasi yang bisa berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi individu - individu dalam organiasasi tersebut. Contoh : peningkatan kualitas laboratorium sistem informasi UI akan berdampak luas terhadap mahasiswa UI.
3.   Functional objectives :  sasaran kepada aspek kebutuhan organisasi. Contoh: perusahaan ingin mencapai target distribusi barang hingga 200 pieces, maka harus terpenuhi pendistribusian barang hingga 200 pieces.
4.  Societal objectives : sasaran pada misi sosial. Lembaga pendidikan memberikan efek kepada masalah-masalah sosial di sekitarnya, tercapai atau tidak. Berkaitan dengan etika dan peranan organisasi terhadap sosial.

Secara umum tujuan pelatihan adalah meningkatkan performance (kinerja), Knowledge (pengetahuan), skill,dan attitude.
Tujuan pelatihan, yaitu :
1.      Mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya.
2.      Mempertajam/ memperhebat kemampuan.
3.      Mempertajam konsep.
4.      Agar peraturan ditaati.
5.      Mengubah sikap dan perilaku agar sesuai dengan sikap yg harus ditampilkan dalam dunia kerja.

Pelatihan adalah memimpin aktivitas untuk mencapai skill dan perilaku.
1.    Bukan memenuhi apa yang kita inginkan, tetapi tahu bagaimana mencapainya.
2.    Bukan dimana kita pergi tapi bagaimana kita mendapatkannya.
3.    Bukan setinggi apa kita ingin raih, tapi bagaimana kita tahu cara untuk take off.
4.  Bukan hanya sekadar bermimpi untuk melakukan, tapi bagaimana punya pengetahuan   untuk melakukannya.
5.    Bukan membuat/ mensetting tujuan tapi lebih pada ke visi.
6.    Bukan tujuan yang kamu set tapi apa kamu butuh achieve it.

Pentingnya Pelatihan Dan Pengembangan
1.    Mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia.
2.  Menyediakan peluang untuk peningkatan secara keterampilan dan sikap sehingga lebih matang dan dewasa.
3.   Mengembangkan skill dan kemampuan kerja pada setiap levelnya
4.   Meningkatkan produktivitas sehingga membantu organisasi untuk menerima sasaran jangka panjang.
5.      Membentuk semangat team sehingga menimbulkan esensi kerja kelompok, team spirit yang saling berkolaborasi.
6.      Membangun budaya belajar.
7.      Membentuk iklim organisasi dengan membangun persepsi positif pada organisasi.
8.      Meningkatkan kualitas.
9.   Menciptakan iklim ang sehat sehingga membantu membangun karyawan yang baik secara individual dengan organisasi.
10.  Meningkatkan moral, image/citra.
11.  Menciptakan kenyamanan dan keamanan kerja.
12.  Menghasilkan keuntungan.
13. Pelatihan dan pengembangan membantu mengembangkan organisasi untuk memperolah efektivitas yang lebih dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
14.  Membantu untuk memberikan penjelasan tentang peraturan organisasi.
15.  Membantu mengembangkan kemampuan memimpin, motivasi, loyalitas, attitude yang lebih baik, dan aspek kesuksesan dalam bekerja. 

Pentingnya Sasaran Pelatihan :
Beberapa orang berpikir sasaran pelatihan adalah penggunaan waktu yang tersedia. Pelatihan akan bermakna jika pelatihan itu telah tercapai tujuannya. Sasaran pelatihan adalah apa yang diharapkan sesuai dengan program pelatihan secara signifikan dibagi beberapa nomor terhadap perspektif stakeholder :
·       Trainer : pelatih, mengukur untuk mengukur progress peserta.
·     Trainee : peserta latihan. Mengurangi kecemasan dan meningkatkan konsentrasi, dapat     mengubah tantangan menjadi dorongan.
·       Designer : perancangan pelatihan.
·    Evaluator : penilai pelatihan, apakah pelatihan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan peserta atau tidak, memberikan pengaruh  positif atau tidak setelah peserta menjalani pelatihan.

-SEKIAN-


0 komentar:



Posting Komentar