model-model pelatihan

PERTEMUAN 6
MODEL- MODEL PELATIHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.
Senin, 13 Oktober 2014 merupakan pertemuan keenam mata kuliah Manajemen Diklat. Pada pertemuan ke-enam membahas tentangmodel-model pelatihan. Pada pertemuan ke-enam, masing-masing kelompok melakukan presentasi dengan pihak yang menjadi penyaji yaitu orang yang membahas materi 4. Setelah melakukan diskusi per kelompok, Pak Amril langsung memaparkan lebih jelas tentang model-model pelatihan. Berikut ini pemaparan tentang model-model pelatihan :

Model-model pelatihan terdiri berbagai macam, yaitu :
Menurut penjelasan penyaji Anisa Miftaqus, model pelatihan ada 2, yaitu model mikro dan makro. Model pelatihan mikro adalah model pelatihan yang berskala kecil, seperti model pembelajaran ang berlangsung di dalam kelas. Dan yang kedua, model makro. Model makro adalah model pelatihan yang berskala lebih luas. Model makro berorientasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah.

Menurut penjelasan penyaji Chevy Wijayanti, model pelatihan ada 3, yaitu model kooperatif dan model institusional. (1) Pendidikan kooperatif adalah suatu program pendidikan kejuruan yang diatur dan disepakati secara tertulis oleh sekolah dan industri. Model ini memadukan antara pengajaran yang berorientasi pada lapangan kerja disekolah dan pengalaman belajar yang berkaitan dengan kerja di industri, seperti pemagangan siswa. (2) model institusional yaitu model pelatihan pada lembaga persekolahan. (3) model mobile training unit yaitu model pelatihan yang dilaksanakan menyesuaikan dengan  kondisi siswa. Dalam hal ini pelatihan dilaksanakan di daerah (pedesaan) dimana lokasi siswa berada.

Menurut penjelasan penyaji yaitu Indah Kusuma Pradini
Robbert Glasser mengambarkan sistem pembelajaran terbagi menjadi empat bagian :
·   Instructional Goals, Model sistem pembelajaran nya bahwa pembelajaran dilakukan dengan cara langsung melihat atau menggunakan objek sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran, jadi seorang siswa diharapkan langsung bersentuhan dengan objek pelajaran. Dalam hal ini siswa lebih ditekankan pada praktek.
· Instructional Prosedures, Model sistem pembelajaran ini membuat prosedur pembelajaran yang sesuaidengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga pembelajaran sesuai dengan prosedurnya
·      Entering Behavior, Sistem pembelajaran ini pelajaran yang diberikan pada siswa dapat diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, siswa terjun langsung ke lapangan.
·      Performance Assesment, Pembelajaran diharapkan dapat mengubah penampilan atau perilaku siswa secara tetap atauperilaku siswa yang menetap.

Model pengembangan briggs
Model ini berorientasi pada rancangan sistem dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan yang anggotanya.

Menurut penyaji Made dan Nur Fauziah memiliki model-model pelatihan yang sama, yaitu Model sistem Pengembangan sistem pembelajaran (Instructional system development model) dan Model transisional (Transitional model). Dan Pak Amril selaku dosen juga menjelaskan lebih banyak tentang 2 model ini, yaitu :
Model sistem Pengembangan sistem pembelajaran (Instructional system development model)
            Model ini adalah model pelatihan yang menjawab masalah pelatihan. Berfokus pada penampilan kerja.  Model ini juga membantu dalam menentukan dan mengembangkan strategi yang menguntungkan, klasifikasi konten, dan memberikan media untuk jenis-jenis tujuan pelatihan untuk dicapai.
Model sistem pengembangan sistem pembelajaran terdapat 5 tahap, yaitu :
Analisis : Fase ini terdiri dari pelatihan penilaian kebutuhan, analisis jabatan, dan analisis target audiens.
Perencanaan : Fase ini terdiri dari menetapkan tujuan dari hasil pembelajaran, tujuan instruksional yang mengukur perilaku peserta setelah pelatihan, jenis bahan pelatihan, pemilihan media, metode mengevaluasi peserta pelatihan, pelatih dan program pelatihan, strategi untuk memberikan pengetahuan yaitu, seleksi isi, urutan konten, dan lain-lain
Pengembangan : Fase ini berarti keputusan desain ke dalam materi pelatihan. Ini terdiri dari mengembangkan materi kursus untuk pelatih termasuk handout, buku kerja, alat peraga, alat peraga demonstrasi, dll materi kuliah untuk trainee termasuk handout ringkasan.
Eksekusi
: Fase ini berfokus pada pengaturan logistik, seperti mengatur speaker, peralatan ini, bangku, podium, fasilitas makanan, pendinginan, pencahayaan, parkir, dan aksesoris pelatihan lainnya.
Evaluasi : Fase ini terdiri dari mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dan membuat perubahan yang diperlukan untuk setiap tahap sebelumnya dalam rangka untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik kegagalan.

Model Transisional
 Model transisi berfokus pada organisasi secara keseluruhan. Lingkar luar menjelaskan visi, misi dan nilai-nilai organisasi yang berdasarkan model pelatihan yaitu lingkar dalam yang dijalankan.
Visi - berfokus pada tonggak yang organisasi ingin dicapai pada tenggak waktu tertentu. Pernyataan visi mengatakan bahwa di mana organisasi melihat dirinya beberapa tahun ke depan. Visi mungkin termasuk pengaturan mode peran, atau membawa beberapa transformasi internal atau mungkin menjanjikan untuk bertemu dengan beberapa tenggat waktu lainnya.pembuatan visi biasanya menggunakan kalimat pasif.
Misi - menjelaskan alasan keberadaan organisasi. Ini mengidentifikasi posisi dalam komunitas. Alasan mengembangkan pernyataan misi adalah untuk memotivasi, menginspirasi, dan memberitahu para karyawan tentang organisasi. Pernyataan misi menceritakan tentang identitas bahwa bagaimana organisasi ingin dilihat oleh pelanggan, karyawan dan semua pemangku kepentingan lainnya. Misi merupakan cara atau jalan untuk mewujudkan visi dalam suatu organisasi. Penggunaan misi biasanya menggunakan kalimat aktif.
Nilai - adalah terjemahan dari visi dan misi menjadi idealisme dikomunikasikan. Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang dipegang teguh organisasi dan independen dari lingkungan industri saat ini. Misalnya, nilai-nilai dapat mencakup tanggung jawab sosial, layanan pelanggan yang sangat baik, dan lainnya.
           
            Selain 2 model tersebut terdapat jenis model system atau system model. System  model menyatakan bahwa pelatihan merpakan suatu sistem.pelatihan memiliki bagian-bagian system yang salingterkait, dimana jika salah satu bagian ada yang salah maka akan mempengaruhi pelatihan. Contohnya : pelatihan IT, pesertanya adalah para pekerja dari PU maka pelatihan yang diselenggarakan mengalami kesalahan.
Tahapan system model :
·   Analyze and identify : Analisis departemen, pekerjaan, kelengkapan karyawan, siapa yang membutuhkan pelatihan, apa ang mereka butuhkan untuk dipelajari, perkiraan biaya pelatihan.
·  Design and provide training : Mengembangkan pelatihan yang objektif. Membuat design pelatihan.
·   Develop : Fase ini berarti keputusan desain ke dalam materi pelatihan. Ini terdiri dari mengembangkan materi kursus untuk pelatih termasuk handout, buku kerja, alat peraga, alat peraga demonstrasi, dll. Menyeleksi metode penyampaian, apakah pedagogik cocok diterapkan oleh karyawan atau tidak, materi pelatihan, pengumpulan informasi sangat penting untuk membuat kepastian semua goal atau sasaran yang telah ditetapkan.  
·     Implementating : Pengaplikasian design. Bagian ini paling sulit karena satu step salah akan mengagalkan program pelatihan.
·   Evaluating : Semua proses menghasilkan feedback apakah program pelatihan cocok atau tidak.
                                                                                            
-SEKIAN-




0 komentar:



Posting Komentar