PERTEMUAN 24
November 2014
Hasil Diskusi
Manajemen Diklat
NUR ULFAH - 1445121163
Pada Senin, 24 November 2014 bertempat di ruang 306 Daksinapati, Pak
Amril selaku dosen mata kuliah Manajemen Diklat tidak hadir, dikarenakan sedang
ada kegiatan lain sehingga perkuliahan pada hari itu hanya melakukan diskusi
kelompok. Materi diskusi yaitu tentang evaluasi pelatihan. Berikut ini paparan
hasil diskusi, yaitu sebagai berikut :
Pengertian
Evaluasi Pelatihan
- Menurut Noe (2002), evaluasi pelatihan merujuk pada proses mengumpulkan hasil-hasil yang diperlukan untuk menentukan apakah suatu pelatihan efektif atau tidak.
- Yadapadithaya (2001) dalam penelitian yang berjudul “Evaluating Corporate Training and Development : An Indian Experience” mengemukakan bahwa bentuk dasar evaluasi pelatihan adalah perbandingan objektif dengan pengaruh-pengaruhnya untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh pelatihan telah mencapai tujuannya.
- Hal senada juga diutarakan oleh Alvarez, Salas dan Garofano (2004) bahwa evaluasi pelatihan adalah teknik pengukuran untuk mengetahui sejauh mana program pelatihan memenuhi tujuan-tujuan yang diinginkan. Jadi, evaluasi pelatihan berfokus pada hasil-hasil pembelajaran yang kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tujuan awal diselenggarakannya program pelatihan.
- Menurut Mathis dan Jackson (2002:31), bahwa evaluasi pelatihan adalah membandingkan hasil-hasil setelah pelatihan dengan tujuan yang diharapkan para manajer, pelatih serta peserta pelatihan.
- Jadi, Evaluasi pelatihan adalah suatu proses atas pengumpulan informasi untuk membuat keputusan tentang kegiatan pelatihan. Evaluasi pelatihan untuk melihat apakah pelatihan yang telah dilaksanakan efektif atau tidak dan apakah tujuan suatu lembaga telah tercapai atau tidak.
Teknik dan
Metode Evaluasi Pelatihan
Evaluasi program pelatihan dapat dipengaruhi oleh karakteristik
demografi dan 4 metode dalam model evaluasi pelatihan Kirkpatrick yaitu reaksi,
pembelajaran, perilaku dan hasil.
1. Reaksi Peserta : mengukur kepekaan peserta mengenai satu
pengalaman belajar berencana. Reaksi peserta adalah ukuran dari seluruh
rangkaian kursus ”penelitian kelayakan”, wawancara tidak resmi dengan peserta
dan diskusi kelompok. Untuk mengakali efektifitas reaksi peserta, hal-hal yang
harus dilakukan adalah :
- Memperjelas hal-hal yang mengemuka yang akan dievaluasi;
- Mempersiapkan kuesioner, bentuk wawancara, atau petunjuk diskusi untuk tujuan akhir kursus yang digunakan untuk evaluasi hal-hal yang mengemuka.
- Mengatur penelitian, memandu wawancara, atau mengumpulkan informasi mengenai reaksi peserta;
- Mengumpulkan hasil-hasil evaluasi;
- Memberikan umpan balik hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.
2. Pengetahuan
Peserta : mengukur seberapa besar
pengetahuan yang telah diperoleh peserta selama menjalani pelatihan. Pengetahuan
peserta dapat diukur melalui dokumen dan pensil tes, peragaan dan aturan-aturan
main, diantara metode-metode lainnya.
3. Kinerja Peserta
: mengukur kinerja peserta pelatihan setelah
menjalani pelatihan. Jika pelatihan berhasil, maka peserta pelatihan akan
meningkat kinerjanya mulai dari meningkatnya produktivitas kerja dan timbul
beberapa prestasi di perusahaan, lembaga, organisasi, dan sebagainya.
4. Hasil : mengukur apa hasil yang diperoleh, karena peserta pelatihan
mengikuti program pelatihan, misalnya meningkatnya produktivitas dan lainnya.
Evaluasi Model ROI
Evaluasi
Return On Investment/ROI dikemukakan oleh Jack J. Philips. Evaluasi ROI yaitu evaluasi
yang lebih mengukur manfaat diklat dibandingkan dengan biayanya. Pelaksanaan
evaluasi diklat dapat dilakukan dalam empat tahapan utama:
1. Perencanaan Evaluasi
Tahap pertama terdiri dari dua kegiatan pokok
yaitu mengembangkan tujuan evaluasi dan mengembangkan rencana evaluasi. Pada
tahap perencanaan evaluasi diklat ini perlu memperhatikan tujuan dari program
diklat yang hendak dievaluasi sebagai dasar untuk merencanakan rencana
evaluasi. Pemahaman mengenai program diklat juga akan membantu pada tahap
pengumpulan data pada saat evaluasi, baik evaluasi level 1 dan level 2. Selain
itu, perancangan program evaluasi diklat akan membantu evaluator diklat untuk
menetapkan jenis data yang akan diperoleh, bagaimana mendapatkan data,
melakukan isolasi dampak diklat dan lain-lain
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan
data harus sesuai dengan kegiatan program diklat. Jika data yang dikumpulkantidak
sesuai dengan program diklat, maka dapat
menimbulkan salah dalam pengambilan kesimpulan hasil evaluasi.
3. Analisis Dan Evaluasi Data
Perencanaan
diklat yang baik akan membantu menetapkan jenis data yang diperoleh, sehingga
analisis dan evaluasi data akan semakin mudah, Dalam analisis dan evaluasi data
ini perlu dipertimbangkan data-data yang relevan dan tidak relevan dalam proses
analisis, termasuk mempertimbangkan dampak dari program diklat. Dalam banyak kasus evaluasi diklat, evaluator
gagal untuk mengisolasi dampak diklat. Contohnya, pengukuran kinerja pasca
diklat, yang mana kinerja yang merupakan hasil dari diklat dan yang mana
kinerja yang bukan merupakan hasil diklat.
4. Pelaksanaan hasil evaluasi diklat
Berdasarkan banyaknya model evaluasi
pelatihan yang ada, Noe (2002) membagi evaluasi pelatihan menjadi dua
pendekatan, yaitu formative evaluation
dan summative evaluation.
1. Formative evaluation merujuk pada evaluasi yang dilakukan untuk
meningkatkan proses pelatihan. Jadi, formative
evaluation membantu untuk menjamin bahwa program pelatihan terorganisir
dengan baik, berjalan dengan lancar, dan partisipan dapat belajar serta puas
dengan program. Contoh formative
evaluation yaitu tes tertulis.
2. Summative evaluation merujuk pada evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan tingkat sejauh mana partisipan sudah berubah sebagai akibat dari
mengikuti program pelatihan. Perubahan itu antara lain partisipan telah
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku atau hasil lain yang
telah ditentukan sebagai tujuan-tujuan pelatihan. Summative evaluation ini juga biasanya mencakup pengukuran manfaat
pelatihan dalam bentuk moneter yang diterima perusahaan.
Prosedur dan proses Evaluasi Pelatihan
Untuk membuat evaluasi dibutuhkan tiga langkah pokok, yaitu :
1. Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang meliputi materi,
penyajian dan pengolahan materi, urutan pelaksanaan sesi, partisipasi pekerja,
kinerja trainer, kerja penyelenggara, suasana training yang tercipta, tempat
akomodasi dan konsumsi, manfaat training bagi peserta, dan tanggapan/saran
untuk perbaikan training yang akan datang.
Data evaluasi dapat
dikumpulkan melalui dua cara, yaitu:
- Pre test dan post test, untuk menilai sejauh mana tujuan training tercapai;
- Pengamatan, wawancara, kuisoner, daftar cek, daftar isian, dan kesan atau tanggapan peserta, untuk mengukur hasil-hasil yang sudah dicapai oleh peserta training.
2. Langkah kedua, menyusun data itu menjadi
suatu kumpulan data berdasarkan kerangka tertentu. Dari data training yang
sudah disusun itu, ditarik kesimpulan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam
training, jalannya training, hasil yang diperoleh peserta training, dari
training yang telah diikuti.
3. Langkah ketiga adalah membuat analisis data data tentang
pelaksanaan training untuk mengetahui sejauhmana tujuan training tercapai. Jika
tujuan tidak tercapai, maka dicari penyebabnya. Jika tercapai, dicari faktor-faktor
pendukungnya. Dari hasil analisis itu, dibuat kesimpulan bahwa training dengan
segala segi dan unsur-unsurnya sebagai proses pembelajaran dan perubahan
pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan peserta telah
mencapai atau tidak mencapai tujuan.
Ada tiga macam cara evaluasi menurut Hardjana (2001:64), yaitu evaluasi
selama proses training berlangsung, evaluasi pada akhir setiap sesi, dan
evaluasi pada akhir seluruh training.
Evaluasi selama proses training : Dilakukan bersamaan saat dengan jalannya training. Sebelum
melaksanakan setiap sesi, trainer (pelatih) sudah merumuskan tujuan tertentu
agar pada waktu pelaksanaan, sehingga selama proses training berlangsung trainer
dapat mengamati apa yang terjadi dalam training, membuat evaluasi, dan
mengambil langkah yang sesuai untuk mencapai tujuan tiap sesi.
Evaluasi pada akhir setiap sesi : Jika kesimpulan sudah dibuat, trainer sebaiknya
memperkirakan apakah sesi berikutnya perlu dipertahankan sesuai program atau
tidak diganti dengan sesi lain. Demi tercapainya tujuan seluruh training, jika
dipandang perlu, trainer dapat mengambil langkah untuk memperbaiki sikap,
perilaku, metode training, mengubah metode pengolahan suatu sesi dalam kelompok
kecil atau dalam pleno, atau memberi pengarahan dan petunjuk kepada peserta
untuk meningkatkan keterlibatan dalam training agar dapat mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari training tersebut.
Evaluasi pada akhir seluruh training : Training yang telah selesai bukan berarti harus lepas control,
akan tetapi pelatihan harus tetap di evaluasi secara keseluruhan. Evaluasi pada
akhir seluruh training tidak boleh diabaikan dan tidak boleh ditiadakan. Harus dilakukan.
Tujuan evaluasi pada akhir seluruh training
adalah untuk mengetahui apakah training mencapai tujuannya atau tidak. Jika
mencapai tujuan apa indikatornya, jika tidak apa gejala-gejalanya. Dari data
yang menunjukkan bahwa training mencapai tujuannya atau tidak, maka dapat
diambil hikmah dan langkah-langkah untuk training-training yang akan diadakan
di kemudian hari, sehingga di masa datang, baik pelatih maupun penyelenggara
dapat mempertahankan hal-hal yang sudah baik, melengkapi hal-hal yang masih
kurang, membetulkan hal-hal yang kurang tepat, meluruskan hal-hal yang salah
arah, dan meningkatkan hal-hal yang sudah baik.
Jadi,
evaluasi pelatihan harus dilakukan setiap sesi, baik pada proses pelaksanaan,
akhir kegiatan, dan akhir kegiatan secara keseluruhan. Hal ini untuk mengetahui
ketercapaian tujuan program pelatihan.




0 komentar:
Posting Komentar